Tips-tips pembagian zakat (kasus Pasuruan)!
Di Pasuruan jawa timur, seperti diberitakan di televisi swasta. Bahwa seorang pengusaha kaya dan sukses dari usaha burung waletnya, membagikan zakat sejak 1975 sampai sekarang. Biasanya tidak terjadi masalah meskipun berdesakan. pembagian zakat secara langsung untuk tidak terlalu banyak orang yang masih bisa antri dan bisa diatur tidak berbahaya. Namun bila seperti yang terjadi di Pasuruan, Jawa Timur, Senin Pagi 15/09/2008. Berjumlah 6000 orang kaum papa, dimana perorang berhak Rp 30,000, Dikalikan 6,000 orang = 180,000,000; adalah jumlah yang cukup besar. Namun cara penyampaian yang kurang dikoordinir sebelumnya, sehingga mengakibatkan berdesakan hebat, kehabisan oksigin dan berujung maut, sekitar 21 orang meninggal dan belasan luka-luka.
Dari peristiwa diatas dapat dipetik hikmahnya, mungkin selama ini belum ada kepercayaan terhadap amil zakat, sehingga sebagian orang ingin membagikan secara langsung. Berikut ada beberapa tips atau saran yang mungkin bisa di jadikan jalan keluar, agar peristiwa tersebut tidak berulang lagi.
Berikut tips atau cara-cara yang bisa dipakai antara lain:
1. Melalui badan amil zakat setempat
2. Panitia masjid-masjid penerima zakat setempat
3. Melalui transfer ke rekening-rekening online yang menangani penyaluran zakat
4. Pembagian secara langsung tunai, baik kerabat maupun tetangga
Untuk cara yang ke-4 inilah yang dipraktekan dalam kasus ini, mungkin kedepan meskipun di berikan secara langsung, tapi dengan pengaturan “barisan sholat” atau “shaf sholat”. Yaitu semua yang berhak menerima zakat bisa duduk atau berdiri, berjajar bershaf-shaf, sedangkan pembagi zakatlah yang berjalan menghampiri satu-persatu membagikan secara langsung. Seperti saat habis sholat Idzul Fitri, biasanya makmum mendengarkan khotbah Id, semua tetap pada barisan masing-masing, walaupun ribuan orang sekalipun, asal tetap pada shaf atau barisan sholatnya masing-masing, tidak akan terjadi desak-desakan. Kemudian sang pembagi zakatlah yang membawa zakat untuk dibagikan satu persatu secara berkeliling. Cara seperti ini bisa dijadikan jalan untuk mencegah terjadinya desak-desakan yang membawa maut.
Jadi membagikan zakat bertujuan baik, dengan cara yang baik, dari yang baik akan membawa kebaikan. Semoga!
Agust Nasihin,Penulis aktif di blog ,meresensi buku, membuat ringkasan tulisan dan artikel-artikel lainya, Anda bisa bergabung di http://id.shvoong.com/aff-5398E/ atau berkunjung di http://id.shvoong.com/tags/agust-nasihin/
“Lewu tatau habaras bulau habusung hintan hakarangan lamiang
“Lewu tatau dia rumpang tulang rundung raja dia kamalasu uhate”
Salam dari tanah Borneo nan kaya raya dengan rakyat jelatanya yang kian menderita.
Tukar link or visit : //diarypuan.wordpress.com
Keep Rise for established Khilafah Islamiyah. Arigatou Gozaimasu.
~Mia Hideaki San~
By: diarypuan on September 16, 2008
at 10:14 am
Bahasa borneo saya kurang mengerti, tetapi dimanapun berada, tetap semangat dan terus berusaha. Terus memotivasi diri dan orang lain, sabar, berusaha dan berdoa. Dunia selalu berubah, selalu ada kesempatan baru, diciptakan bagi yang siapa saja, dimana saja, kapan saja maka ciptakan kesempatan optimis selalu.
By: @gust Nasihin on September 16, 2008
at 11:40 am